Gunung Kemukus sangat kental dengan ziarah yang tidak lazim,
dan ini menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi yang suka dengan hal hal
yang dianggap membawa berkah tersendiri.
Gunung Kemukus atau Gunung Kemukus adalah puncak bukit
tempat suci orang Jawa di Kabupaten Sragen, 28 kilometer timur laut Solo,
dimana orang-orang dari seluruh Indonesia berduyun-duyun untuk menghormati
seorang suci setempat. Setiap 35 hari, ritual dilakukan yang melibatkan seks terselubung
Alamat: Soko, Pendem, Sumberlawang, Kabupaten Sragen, Jawa
Tengah 57276
Mereka yang ikut serta biasanya mengakhiri ritual
berhubungan seksual, bukan dengan pasangan sahnya. Tak ayal, banyak yang
menjuluki, laku di Gunung Kemukus tak ubahnya ritual mesum.
Baru-baru ini sejumlah media asing kembali memberitakan soal
ritual Gunung Kemukus.
Salah satu media, ynaija.com, yang dikutip Senin
(28/8/2017), memuat artikel terkait ritual seks di Tanah Air itu bertajuk
"Understanding the Paradoxical Pon Festival of Indonesia".
Laman tersebut menyebutkan bahwa dalam ritual tersebut, para
peserta harus bermalam di atas gunung dan melakukan ritual seks dengan orang
asing, jika mereka menginginkan keberuntungan pada masa depan. Prosesi itu
dilakukan bahkan jika kedua belah pihak telah menikah dengan orang lain.
Tak hanya itu yang menjadi sorotan, ritual seks tersebut
ternyata dilakukan lebih dari satu kali. Pelakunya harus berhubungan seksual
dengan orang yang sama persis sebanyak tujuh kali, setiap 35 hari sepanjang
tahun.
Pasangan tak sah itu harus menyelesaikan siklus tersebut,
jika tidak maka ritual tersebut dianggap tak lengkap. Itu berarti mereka akan
melakukan hubungan seksual dengan orang asing selama beberapa kali untuk
mendapatkan hasil terbaik.
Media tersebut juga mengangkat prosesi ritual yang dimulai
dengan berdoa dan persembahan menggunakan berbagai macam bunga di lokasi makam
Pangeran Samodro --salah satu putra raja Jawa. Peserta kemudian harus membasuh
dirinya di mata air suci lalu bercinta dengan orang asing.
Website lainnya, Metro.co.uk, mengulas perihal tersebut dalam
tulisan berjudul "Sex around the world: An Indonesian festival of sex with
strangers".
Media Inggris tersebut menyebutkan bahwa sang penulis, Rosy
Edwards, menilai intrik ritual yang terjadi di Gunung Kemukus soal berhubungan
seks demi keberuntungan sangat menarik untuk diangkat.
Rosy Edwards mengungkap bahwa ritual yang sudah ada selama
berabad-abad itu, mengharuskan pasangan yang baru bertemu untuk berhubungan
seksual di samping candi, di sisi Gunung Kemukus, yang terletak di sebuah desa
dekat Solo, Jawa Tengah.
Menurut Rosy, hal menarik dari tradisi itu bukan hanya
lokasi yang tak biasa untuk ritual seks kuno, melainkan juga pelaku dan budaya
dalam festival tersebut.
Tempat suci yang digunakan untuk ritual seks itu dipercaya
sebagai tempat bersemayamnya Pangeran Samodro dari Abad ke-16 bersama jasad ibu
tirinya, Nyai Ontrowulan.
Rosy juga mengulas ada benturan budaya terjadi dalam ritual
seks tersebut.
Rosy menuliskan bahwa Indonesia adalah negara kepulauan
terbesar di dunia, yang pada tahun 2010 memiliki populasi muslim terbesar
dunia.
Oleh karena itu, keberadaan ritual seks yang menunjukkan
ketidaksetiaan terhadap pasangan itu jelas-jelas bertentangan dengan ajaran
Islam.
2 Versi Ritual Seks Gunung Kemukus
Bukan kali ini saja ritual Gunung Kemukus diangkat media
dunia.
Berawal dari liputan seorang wartawan televisi Australia,
SBS, Patrick Abboud, Gunung Kemukus di Sragen, Jawa Tengah, kembali menjadi
buah bibir. Tak hanya di Tanah Air, tetapi juga bagi media asing.
Hasil liputan mengungkap ritual kontroversial dengan judul
"Sex Mountain" atau "Gunung Seks" yang kemudian diunggah ke
situs berbagi video. Dalam rekaman berdurasi 14 menit yang dari hasil
investigasi Abboud, menampakkan aktivitas warga yang berduyun-duyun datang ke
Gunung Kemukus untuk mencari keberuntungan.
Ternyata tak hanya jurnalis asing dari Australia, Abboud,
yang pernah mengunjungi Gunung Kemukus untuk melakukan liputan. Reporter Global
Mail, Aubrey Belford, juga melakukannya lebih dulu pada 2012.
Belford mengaku, saat ia mewawancarai salah seorang di sana,
Suyono -- penjaga tiket masuk seharga Rp 5.000-- didapati informasi bahwa
sebagian besar pengunjung mendatangi Gunung Kemukus untuk berziarah.
"Orang yang bertanggung jawab untuk mengutip biaya
masuk peziarah mengatakan, sebagian besar peziarah yang datang untuk berdoa,
bukan untuk melakukan hubungan seks," jelas Belford.
Belford menuturkan, sekelompok warga muslim kala itu sempat
mengancam akan menutup situs tersebut. Namun, polisi mencegah hal itu terjadi.
"Ini adalah pariwisata," kata Suyono. "Setiap
komponen, setiap elemen, setiap lapisan masyarakat meraup sesuatu dari
pariwisata."
Menurut penuturan Belford dari Suyono, Pangeran Samodro
adalah murid Sunan Kalijaga, salah satu Wali Songo, atau sembilan orang kudus,
yang terlibat penyebaran Islam di seluruh nusantara. Dalam perjalanan tersebut,
ia jatuh sakit dan sekarat di dekat Gunung Kemukus.
Ketika berita kematian Pangeran Samodro terdengar, sang ibu
tiri -- yang ditegaskan Suyono tak memiliki hubungan khusus dengan Samodro--
bergegas ke kuburannya. Saat mencapai dasar bukit, dia menerima
"penglihatan" dari pangeran yang menyuruhnya untuk membasuh wajah di
salah satu mata air.
Saat naik bukit, bunga jatuh dari rambutnya, dan tumbuh
menjadi pohon Dewadaru langka di belakangnya. Saat mencapai kuburan, sang ibu
tiri terjatuh dan meninggal. Tubuhnya kemudian menghilang -- tak diketahui
apakah ke udara atau ke dalam kubur.
Cerita itu berbeda dengan saat ini, bahwa Pangeran Samodro
memiliki hubungan asmara dengan ibu tirinya.
"Saat itu ada seorang Pangeran bernama Samodro yang
berselingkuh dengan ibu tirinya sendiri. Mereka kemudian memutuskan kabur ke
gunung tersebut dan berhubungan intim di sana," tutur Abboud.
Keduanya kemudian bercinta di puncak Gunung Kemukus dan
tertangkap basah. Mereka lalu dibunuh dan dikubur di sana. Namun, kisah
hubungan asmara ini kini malah dipraktikkan ramai-ramai oleh masyarakat dengan
alasan mencari keberuntungan.
Media asing pun satu per satu mulai memberitakan salah satu
gunung di Indonesia itu yang Liputan6.com muat November 2014. Media Australia,
sbs.com.au, menulis artikel terkait Gunung Kemukus berjudul "Pilgrims
flock to 'Sex Mountain' in search of fortune". Sementara News.com.au
menulis "SBS Dateline journalist Patrick Abboud granted access to
Indonesia’s Sex Mountain".
Lalu ibtimes menjuduli artikel serupa dengan "Sex
Mountain’ Becomes A Lucrative Pilgrimage Site In Indonesia". Mirror.co.uk
dengan "Sex mountain: Married men and housewives sleep with strangers in
bizarre religious ritual in Indonesia".
Elite daily memasang tajuk pada berita Gunung Kemukus dengan
"People Sleep With Strangers At ‘Sex Mountain’ To Improve Their
Luck".
Sedangkan "Welcome to Sex Mountain: The remote
Indonesian religious site where married men, housewives and politicians go to
have sex with strangers... to bring themselves good fortune" menjadi judul
panjang dari media Inggris, Daily Mail.